Total Tayangan Halaman

Jumat, 11 Oktober 2013

Pesan dalam Saputangan



Pesan dalam saputangan

            Hari ini Edi pulang sendirian,  Aldi sahabatnya yang biasa pulang bersamanya hari itu sedang sakit. Edi menyusuri jalan menuju rumahnya. Di sebuah warung makan di pinggir jalan Edi melihat sebuah mobil. Walaupun kaca mobil itu tertutup Edi bisa melihat seorang anak perempuan di dalamnya sedang duduk gelisah bahkan menangis. Anak perempuan itu lalu tampak menutupi wajahnya dengan sapu tangan.Tiba-tiba muncul dua lelaki dewasa dari warung makan sepertinya selesai makan. Lalu mobil itu melaju dan Edi baru sadar ternyata ada sehelai saputangan tergeletak di jalan. Saputangan itu berwarna kuning dengan nama Raissa.

Keesokan  harinya, Edi mendengar kabar tentang penculikan. Edi langsung teringat anak yang kemarin ia lihat. Edi melihat foto selembaran di papan pengumuman. Foto itu sama persis dengan yang di lihat Edi kemarin. Duh sayang aku lupa mencatat nomor mobil itu, gumam Edi.
Mobil siapa Di? tanya Aldi penasaran. Edi  menceritakan pengalamannya kemarin kepada sahabatnya Aldi. Oh, ya aku menemukan satu lagi di tempat kejadian itu, tapi... barang itu ada di rumahku. Bagaimana kalau kamu main ke rumahku saja, tanya Edi kepada Aldi. Ok, aku siap..... kata Aldi sembari berteriak.
Saat mereka sudah sampai di rumah Edi, Edi mengeluarkan sebuah benda. Ya, Ia mengeluarkan saputangan berwarna kuning milik Raissa. Aldi pun mengamati saputangan itu lalu mengendusnya.  Kok bau kunyit? kata Aldi. Edi lalu berpikir. Setelah berpikir beberapa saat, edi masuk ke kamar mandi. Dibasuhnya sapu tangan dengan air sabun tiba-tiba muncul sederetan huruf merah berbentu tulisa lily 3 no 9.  Lily, gumam Edi. Beberapa saat kemudian,  Edi berkata kalau tidak salah Lilly itu adalah nama cluster di perumahan Mutiara Hills.
Ayo kita kesana !!! ajak Edi bersemangat. Setibanya di sana mereka melihat sebuah mobil. Haa!!! Itu mobil yang aku lihat kemarin. seru Edi. Edi mengitip kedalam. Ia melihat anak perempuan itu. Tidak salah lagi itu Raissa, gumam Edi didalam hati. Sebaiknya kita meminta bantuan kepada paman Rudy karena beliau seorang polisi. Beberapa menit kemudian, Paman samsul dan teman-teman polisinya daatang dan langsung mengepung rumah tersebut. Akhirnya Raissa bebas dan kembali pada orang tuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar