Percobaan ingenhousz
Tujuan :
·
Untuk membuktikan adanya gas
oksigen sebagai hasil proses fotosintesis.
· Untuk mengetahui pengaruh suhu,
intensitas cahaya, dan NaHCO3terhadap kecepatan proses
fotosintesis.
Latar Belakang Teori :
Setiap makhuk hidup memiliki beberapa
ciri atau sifat dasar. Salah satu yang utama adalah makhluk hidup perlu makanan
dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati, sifat dasar tersebut
mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup
yang disebut dengan metabolisme.
Metabolisme yang terjadi pada setiap
jenis makhluk hidup tentunya tidak sama. Bergantung komponen penyusun makhluk
hidup tersebut dari tingkat seluler hingga organisme. Dalam proses metabolisme
terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun maupun menguraikan senyawa
tertentu. Proses penyusunan tersebut disebut anabolisme, sedang proses
penguraiannya disebut katabolisme.
Salah satu contoh proses metabolisme
(anabolisme) yang sering kita dengar adalah proses fotosintesis. Proses
tersebut terjadi pada tumbuhan berklorofil, tepatnya pada jaringan tiang /
palisade dan bunga karang pada mesofil daun. Pada sel palisade atau bunga
karang, proses ini terjadi di dalam sebuah organel yaitu kloroplas. Seperti
yang telah diketahui, proses ini hanya dapat terjadi pada saat ada cahaya.
Cahaya itu dapat berupa cahaya matahari maupun cahaya lampu, yang penting dalam
cahaya tersebut terdapat sinar putih yang merupakan spektrum cahaya dari cahaya
mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu). Selain cahaya
matahari, proses fotosintesis juga membutuhkan karbon dioksida dan air.
Untuk mengetahui kandungan glukosa sebenarnya dapat
diketahui dengan percobaan Sach sedang untuk mengetahui kandungan oksigen dapat
diketahui dengan menggunakan lidi yang membara seperti pada percobaan
Ingenhouz. Akan tetapi pada kesempatan ini, yang akan dilihat bukanlah
kandungannya, akan tetapi kecepatan proses tersebut bila diberi perlakuan yang
berbeda – beda terkait suhu, intensitas cahaya, dan NaHCO3. Percobaan
kami kali ini merupakan percobaan Ingenhousz.
Alat dan Bahan :
Alat :
·
Tabung reaksi (4 buah).
· Corong (4 buah).
· Kawat penyangga (12 batang).
· Stopwatch (1 buah).
·
Termometer (1 buah).
·
Waskom (1 buah).
· Kertas, pensil, penghapus,
penggaris, (masing-masing 1 buah)
· Kamera (1 buah).
bahan:
· Air secukupnya.
· Es Batu secukupnya.
· NaHCO3
· Hydrilla.
Langkah Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Memasukkan 2 potongan tanaman hydrilla ke dalam corong. Diusahakan
agar tanaman hydrilla tidak keluar dari corong.
3. Menutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi.
4. Memasukkan tiga kawat penyangga ke dalam gelas kimia untuk menjaga
keseimbangan dari corong yang telah diisi dengan hydrilla. Sebaiknya, jarak
antara bawah corong dengan dasar gelas kimia tidak terlalu jauh, sekitar 0,5
cm.
5. Memasukkan gelas kimia ke dalam waskom yang berisi air, diikuti
dengan memasukkan corong yang di dalamnya berisi tanaman hydrilla ke dalam
gelas kimia tersebut. Selanjutnya tutup bagian tabung corong dengan tabung
reaksi, diusahakan tidak terbentuk ruang udara.
6. Mengulangi langkah 3 sampai 5 untuk 3 corong berikutnya.
7. Menandai masing-masing gelas kimia sebagai gelas kimia A, B, C, dan
D.
8. Meletakkan gelas kimia A di tempat yang teduh.
9. Meletakkan gelas kimia B, C dan D di tempat yang terbuka (terkena
sinar matahari langsung).
10. Mengukur suhu awal masing-masing gelas kimia.
11. Menunggu hingga muncul gelembung-gelembung udara yang tampak pada
tabung reaksi.
12. Menuangkan larutan NaHCO3 secukupnya pada gelas
kimia C.
13. Menuangkan beberapa bongkahan es batu pada gelas kimia nomor D.
Atur suhunya agar serendah mungkin dari suhu lingkungan.
14. Mengamati dan mencatat banyaknya gelembung yang muncul lalu
memasukkan data ke tabel.
15. Setelah banyak rongga udara yang terbentuk di tabung reaksi, lalu
angkat tabung reaksi perlahan dan tutup rapat agar gas di dalamnya tidak
keluar.
16. Memasukkan bara api dari lidi ke atas mulut masing-masing tabung
reaksi dan melihat apa yang terjadi. Ini dilakukan untuk membuktikan ada atau
tidaknya oksigen.
17. Mencatat hasil pengamatan.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Pengamatan
Dalam melakukan percobaan ini, kita mengikuti beberapa tahap seperti yang
telah dijelaskan dalam langkah kerja. Untuk dapat membandingkan perbedaan
banyaknya gelembung yang dihasilkan maka perangkat percobaan di tempatkan pada
dua kondisi yang berbeda yaitu tempat teduh dan tempat terbuka (terkena sinar
matahari langsung). Selain di tempatkan di dua kondisi yang berbeda, juga
diberi perlakuan yang berbeda. Ada yang ditambahkan dengan NaHCO3 dan
ada juga yang ditambahkan dengan es batu. Hasil pengamatan yang kami lakukan
disajikan dalam tabel sebagai berikut :
No.
|
Perangkat
|
Banyaknya gelembung (+/-)
|
Nyala api
|
Keterangan
|
1.
|
A
|
+
|
Kecil
|
|
2.
|
B
|
+ +
|
Sedang
|
|
3.
|
C
|
+ + + +
|
Besar
|
|
4.
|
D
|
±
|
Sedang
|
Keterangan:
+ : gelembung yang terbentuk sedikit
+ + : gelembung yang terbentuk sedang
+ + + + : gelembung yang terbentuk banyak
± : gelembung yang terbentuk semakin lama semakin berkurang
Pada percobaan tentang proses
fotosintesis, Hydrilla verticillata dengan panjang yang telah
ditentukan dimasukkan ke dalam corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi
dan kemudian ke dalam beaker glass yang berisi air sampai penuh, apabila
dilakukan perlakuan dengan memberikan cahaya pada Hydrilla verticillata tersebut
akan menghasilkan gelembung udara yang banyak, sedangkan apabila diberi
perlakuan dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat cahaya dengan lama
pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam
akan mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif sangat sedikit.
Percobaan yang ditambah larutan NaHCO3 ternyata dapat
mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan NaHCO3 disini
sebagai katalisator dalam reaksi fotosintesis.
Pembahasan
Gelembung yang dihasilkan pada percobaan itu merupakan gas oksigen/O2.
Gas ini terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas
oksigen yang akan muncul berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
2H2O → 4H+ + O2
Dari persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari
penguraian air.
Pada gelas kimia A yang diletakkan di
tempat dengan intensitas cahaya rendah, proses fotosintesisnya ternyata lambat
(diketahui dari sedikitnya jumlah gelembung yang dihasilkan). Hal ini terjadi
karena walaupun di dalam air terdapat CO2 terlarut tetapi
energi yang tersedia (cahaya) untuk melakuan proses fotosintesis oleh hydrilla
sangat sedikit. Sehingga, walaupun ada bahan baku, tetapi bila energi untuk
mengolah tidak ada maka tidak akan terbentuk hasil.
Pada gelas kimia B dengan kondisi
normal (tempat terkena cahaya matahari langsung), proses fotosintesis
berjalan cepat karena pada air sebenarnya telah terdapat sejumlah CO2 terlarut
dan mendapat energi yang banyak untuk melakukan proses fotosintesis tersebut.
Akan tetapi jumlah gelembung yang terbentuk tidak sebanyak gelas kimia C. Hal
ini disebabkan, walaupun keduanya sama – sama memiliki energi untuk produksi
yang melimpah tetapi jumlah bahan baku yang tersedia tidak sama.
Pada gelas kimia C diberi larutan NaHCO3. Penambahan
larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk menambah kandungan CO2 yang
terdapat dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
NaHCO3 + H2O → NaOH + CO2 +
H2O
Fungsi larutan NaHCO3 disini
sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.
Gelas kimia yang diberi larutan NaHCO3 jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, disamping itu gelas kimia tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk berfotosintesis). Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena disamping bahan baku tersedia banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk juga melimpah, sehingga proses produksi (reaksi) yang berjalan dalam waktu 20 menit mendapatkan hasil yang banyak (gas O2 pada dasar tabung reaksi).
Gelas kimia yang diberi larutan NaHCO3 jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, disamping itu gelas kimia tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk berfotosintesis). Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena disamping bahan baku tersedia banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk juga melimpah, sehingga proses produksi (reaksi) yang berjalan dalam waktu 20 menit mendapatkan hasil yang banyak (gas O2 pada dasar tabung reaksi).
Pada gelas kimia D yang diletakkan di
tempat terang dan ke dalamnya ditambahkan es batu, ternyata gas yang terbentuk
sangat sedikit, artinya proses fotosintesis pada gelas kimia D berjalan sangat
lambat. Hal ini terjadi karena pada suhu yang rendah enzim – enzim banyak yang
tidak aktif sehingga banyak reaksi kimia yang dialamikan oleh enzim menjadi
lambat sekali.
Dari hasil percobaan, semua
tanaman Hydrilla verticillata pada setiap corong mengeluarkan
gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung ini terkumpul pada dasar tabung
reaksi yang dalam keadaan terbalik, sehingga membentuk rongga udara. Gas yang
terkumpul ini akan diuji coba dengan menggunakan bara api dari lidi. Seperti
yang diketahui, api dapat menyala jika ada oksigen disekitarnya. Untuk
membuktikan apakah gelembung udara yang terkumpul tersebut mengandung oksigen,
maka praktikan memasukkan bara api dari lidi ke mulut tabung reaksi. Ketika
bara api dari lidi dimasukkan, ternyata bara api tersebut menyala(mengeluarkan
api). Hal tersebut membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis gas
yang dihasilkan adalah oksigen. Ini ditunjukan dengan menyalanya bara api
yang didekatkan dengan mulut tabung reaksi yang berisi gas hasil dari
fotosintesis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar